SMS Interkoneksi Versus SMS Gratis

Kemarin Bunda sudah komplain soal layanan SMS Gratis yang ternyata banyak dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab dengan mengirimkan SMS Sampah yang berisi penawaran ini itu. Eh, hari ini ada berita kalau per 1 Juni 2012 alias terhitung 31 Mei 2012 pukul 23:59:59 WIB, seluruh operator serentak akan menerapkan skema baru dalam pungutan tarif SMS untuk pengiriman lintas operator yaitu meninggalkan skema Sender Keep All (SKA) dan berganti ke skema interkoneksi berbasis biaya (cost based).


Dalam sistem penagihan SMS berbasis biaya ini maka pihak operator pengirim dan penerima SMS sama-sama dikenakan biaya. Cara ini sangat berbeda dengan konsep SKA dimana hanya operator pengirim yang mendapatkan pemasukan sedangkan operator penerima tidak mendapatkan pemasukan dan hanya dianggap memberatkan jaringan operator penerima.

Sesuai kesepakatan, tarif SMS interkoneksi ini sebesar Rp 23 per SMS. Biaya ini harus dibayarkan operator pengirim ke operator penerima. Sementara pengguna dikenakan tarif interkoneksi + biaya retail activity.

Kebijakan dibuat untuk melawan spamming
secara broadcast dan penyalahgunaan penawaran beberapa operator yang memberikan fasilitas promosi SMS Gratis kepada konsumennya.

Apakah SMS interkoneksi berbasis biaya membuat kenaikan tarif SMS? Jawabannya YA dan TIDAK tergantung kebijakan masing-masing operator. Tapi yang pasti, tarif pungut untuk konsumen menjadi bertambah sebesar Rp 23 per SMS. Jika tarif ini dianggap memberatkan pihak operator, mungkin saja berdampak kenaikan tarif yang dikenakan kepada konsumen. Pihak operator juga dituntut memberikan
kualitas yang tidak lebih baik operator lain sebelum menaikan tarif SMS agar bisa bersaing dengan operator lain.

Tidak ada lagi
promosi jor-joran SMS gratis. Mari kita berharap agar SMS sampah bisa ditekan  bahkan hilang dari peredaran.

0 Response to "SMS Interkoneksi Versus SMS Gratis"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.