Ribuan tahun lalu, bangsa Mesir kuno telah memakai wewangian yang biasanya dicampur dalam dupa. Asap dupa dalam upacara keagamaan akan mengeluarkan bau harum sehingga dianggap bisa menarik perhatian dan menyenangkan para dewa. Kata Parfum (perfume) sendiri diambil dari bahasa Latin per fumum yang artinya, “melalui asap”.
Orang Mesir adalah orang yang sangat spiritual. Parfum digunakan juga dalam proses pembalseman setelah kematian mereka. Banyak parfum kontainer dimakamkan di kuburan massal. Mereka percaya kalau semakin banyak Parfum yang digunakan, maka akan semakin besar kemungkinan mereka dapat pergi ke surga.
Sebagai contoh, ketika makam Tutankhamun ditemukan masih terdeteksi jejak aroma harum yang kuat. Padahal dia sudah terkubur lebih dari 3.300 tahun yang lalu!
Wewangian tertua ditemukan di Siprus dalam sebuah Penggalian tahun 2005 telah ditemukan bukti ada pabrik parfum dalam skala industri yang cukup besar sejak awal Zaman Perunggu. Pabrik ini diyakini memiliki luas sekitar 43.000 kaki persegi, menunjukkan proses pembuatan parfum jaman dahulu.
Kebudayaan Islam ikut membantu keberadaan parfum. Beberapa ahli kimia Islam fokus meneliti proses ekstrasi wewangian melalui penyulingan uap dan juga menawarkan bahan-bahan baru untuk wewangian. Sampai sekarang, Metode distilasi ini masih digunakan dalam produksi parfum dan bahkan dalam membuat bahan kimia.
Pengenalan aroma baru dibantu oleh pedagang Arab dan Persia yang mempunyai jaringan perdagangan dan memiliki akses ke rempah-rempah, tumbuhan dan bahan lainnya. Muslim juga merupakan peradaban pertama yang sempurna dalam budidaya tanaman di luar lingkungan asli mereka seperti pemakaian aroma Melati dan buah jeruk. Kedua bau yang masih digunakan di parfum hari ini.
Pada awal 800, seorang sarjana Irak dengan nama Al-Kindi melakukan sejumlah besar percobaan. Percobaan ini menggabungkan berbagai jenis tanaman dan minyak untuk membentuk produk-produk aroma. Ini tidak dijual di botol tetapi sebagai resep untuk menghasilkan parfum & produk perawatan kulit – dan dianggap sebagai bapak dari industri parfum.
Ibnu Sina – seorang dokter muslim Persia – adalah yang pertama mengekstrak minyak dari bunga. Percobaan pertama adalah dengan bunga favoritnya, mawar. Dia berhasil berhasil mengekstrak minyak dari kelopak bunga mawar, dan diberilah nama air itu Air Mawar (Rose Water) – yang masih digunakan sampai sekarang.
Pada abad ke-16 orang Italia bernama Rene le Florentin telah membuat ruang rahasia untuk menyembunyikan resep rahasia pembuatan parfum. Namun entah bagaimana, dengan cepat teknik pembuatan parfum semakin tersebar diseluruh daratan Eropa dan disukai oleh masyarakat Eropa hingga akhirnya Eropa berkembang menjadi pusat industri parfum. Selain keharumannya yang berkembang, wadah parfum pun turut berkembang. Dari yang hanya menggunakan tabung hingga botol-botol cantik dengan aneka bentuk seperti saat ini.
Setelah perang dunia pertama, prajurit Amerika membawa pulang parfum ke negaranya. Secara cepat parfum berkembang di Negara tersebut, banyak perusahaan yang membuka industri parfum. Hingga saat ini, meski semakin banyak industri parfum, namun rahasia pembuatannya tetap tak diketahui khalayak umum. Tapi, Anda masih bisa mengetahui beberapa kategori parfum yang tercipta diantaranya adalah,
- Bright Floral, merupakan kombinasi dari berbagai bunga.
- Green, merupakan perkembangan dari parfum Cyprus yang terdiri dari bahan pohon cemara dan damar.
- Oceanic/Ozone, merupakan jenis parfum terbaru dalam sejarah parfum.
- Fruity, yang mengambil sari buah-buah sebagai bahan utamanya.
- Gourmand, merupakan campuran dari vanilla dan tonka bean (seperti biji kopi tapi digunakan untuk memuat parfum)
0 Response to "Parfum Sebagai Bagian Gaya Hidup"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.