Jakarta Macet VS Mobil Murah

Bundakata - Jakarta macet? Iya, emang! Saat ini jalanan Kota Jakarta menjadi tempat yang paling cocok untuk melatih kesabaran. Enggak percaya? Coba aja berkendara baik roda 2 maupun roda 4, pasti banyak kejadian nyata yang membuat kita harus menahan amarah dan melatih rasa sabar ... menyebut namaNya agar tidak uring-uringan karena aksi slonong boy, demo ngetem sopir angkot yang sembarangan tidak tertata, tingkah narsis para jagoan yang merasa jalan raya ini milik nenek moyangnya dan lain-lain.

Ternyata, beban lalu lintas di ibukota Indonesia ini masih akan terus bertambah dengan rencana hadirnya beberapa mobil murah berharga dibawah Rp. 100 juta on the road Jakarta. Wuiihhh, mungkin bagi kalangan menengah ke bawah, ini lah saatnya mempunyai mobil pribadi yang bisa dibawa kesana-sini untuk beraktifitas dan menunjang mobilitas. Mungkin saja, mobil murah ini akan laris manis di kalangan warga Jakarta dengan penghasilan pas-pasan.



Sebetulnya, harga berapapun yang ditawarkan pihak produsen akan diserap pasar konsumen Jakarta. Mau murah atau mahal tetap ada kelas pembelinya. Artinya ya siap-siap Jakarta menjadi lebih macet lagi kalau tidak segera dibuatkan rencana tata kota dan tata ruang yang radikal dengan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.

Maaf, tulisan ini bukan berarti saya sok-sok an dan anti mobil murah. Jujur saja, Saya juga ikut merasa senang dan mungkin akan tertarik membeli jika ada uang dan memang membutuhkannya sebagai sarana transportasi keliling kota. Tetapi, mungkin saya akan merasa lebih senang apabila ada pilihan bijak yang lain yaitu bisa memilih angkutan umum yang aman dan nyaman dibandingkan harus memakai mobil pribadi untuk kegiatan harian rutin. Kalau angkutan umum kondisinya masih begini saja ya mendingan naik mobil pribadi yang (Insya Allah) lebih bisa menjaga keamanan dan kehormatan kaum perempuan dan anak-anak dibandingkan harus berdesak-desakan di angkutan umum yang rawan kriminalitas dan pelecehan.

Mobil terus bertambah jumlahnya dan mungkin tidak akan berkurang jika tidak segera dibuatkan pembatasan usia mobil. Ide ini pasti banyak pro dan kontra tetapi (mungkin) ini salah satu solusi yang harus segera diambil. Lihat saja, dalam kondisi normal, mobil akan berhenti beroperasi saat dirinya hancur dalam kecelakaan sehingga tidak bisa dimanfaatkan lagi secara utuh. Mungkin saja, beberapa onderdil mobil bisa dimutilasi dan dikanibal untuk menambal mobil lain, tetapi kan jumlahnya minimal berkurang 1 buah. Iya apa enggak?

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat kreatif sehingga apa yang tidak layak pakai bisa didaur ulang dan menjadi sesuatu yang semi baru. Barang baru stok lama, itu kata beberapa bandar bisnis. Jadi mobil tua nan reyotpun bisa diutak-atik menjadi mobil yang bisa berjalan dengan kondisi seadanya.

Mobil murah atau mobil mahal akan menambah macet jalanan. Yang muda terus datang sementara yang tua tidak mau pensiun. Apa kata dunia?

Ini tulisan apa ya? Enggak tauk! Hehehe
OK lah kalau begitu ... Pakdhe Jokowi, tugas anda sudah menunggu tuh! Segera bikin kebijakan kongkret untuk mengatasi kemacetan ibukota agar Jakarta menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk bersosialisasi. Monggo lhoo ...

0 Response to "Jakarta Macet VS Mobil Murah"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.